Memilih Memaafkan atau Memendam Amarah dan Dendam
Memaafkan bukan berarti bahwa kamu menyetujui dan menerima kesalahan yang telah dilakukan seseorang terhadapmu sebagai suatu tindakan yang bisa dibenarkan. Bahkan, itu tidak mengurangi jumlah rasa sakit yang telah kamu terima selama itu. Memaafkan juga tidak bebarti bahwa kamu telah memberikan peluang kepada seseorang untuk kembali melakukan kesalahan berikutnya terhadapmu. Memaafkan, benar-benar bukan tentang sesorang yang telah menyaikiti kamu, namun itu sepenuhnya tentang dirimu sendiri, tentang bagaimana kamu memilih untuk berdamai dengan rasa sakit yang selama ini kamu derita. kamu memaafkan untuk memastikan bahwa kemarahan, kebencian, kepahitan atau balas dendam tidak terjadi dalam dirimu.
Hanya ketika kamu memilih untuk tetap memendam amarah dan dendam yang tidak terselesaikan, perasaan itu akan menjadi racun yang merampas keharmonisan dan kedamaian dalam hidupmu dari waktu ke waktu.
Di situlah kamu mulai terobsesi dengan balas dendam. Seseorang melukaimu, kamu membalas melukainnya, dan hal yang sama berulang-ulang di semua tingkat kehidupanmu. Kamu akan berfikir bahwa tidak ada yang lebih memuaskan daripada menyakiti orang lain untuk membalaskan dendammu. Bukan kebetulan bahwa kamu tidak menyadari ketika itu kamu termasuk dalam "kategori" mereka.
Ketika kamu memaafkan seseorang, itu berarti kamu melepaskan semua energi negatif yang telah kamu simpan dalam dirimu. kamu berdamai dengan itu semua, dan kamu siap untuk terus maju dan berkembang dalam kehidupan. Kamu tidak harus melupakan apa yang mereka lakukan, dan kamu sepenuhnya berhak untuk bersikap dengan hati-hati di sekitar mereka, untuk tidak mempercayai mereka, setidaknya sampai kamu membangun kepercayaan itu kembali.
Pada ahirnya, Ini sepenuhnya pilihanmu. Kamu dapat memilih untuk tetap terjebak dan menahan amarah dan dendam, atau kamu dapat memilih untuk maju dengan melepaskan semua rasa sakit yang telah kamu terima. Namun demikian, pada dasarnya memaafkan adalah pilihan terbaik, sebab kamu tidak memaafkan demi kepentingan orang lain, namun kamu memaafkan orang lain demi kepentinganmu sendiri.